Selasa, 04 Juni 2013

PENDIDIKAN DALAM KEPRAMUKAAN

PENDIDIKAN DALAM KEPRAMUKAAN


I.       PENDAHULUAN
Jalur Pendidikan
a.    Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa proses       pendidikan terdapat 2 (dua) jalur yaitu :
1)    Jalur pendidikan sekolah ; merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.
2)    Jalur pendidikan luar sekolah ; merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.
b.    Dibeberapa negara dikatakan bahwa terdapat 3 (tiga) jalur pendidikan, yaitu :
1)    pendidikan formal;
2)    pendidikan non formal;
3)    pendidikan in formal
c.    Ditinjau dari lingkungan hidup manusia, maka terdapat 3 (tiga) lingkungan pendidikan, yaitu :
1)        lingkungan pertama ; lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang dapat bersifat  mendidik.
2)        lingkungan kedua ; lingkungan sekolah yang memang tugas utamanya adalah melaksanakan program-program pendidikan (bimbingan, pengajaran dan/atau latihan)
3)        lingkungan ketiga ; lingkungan masyarakat yang   bersifat mendidik : Gerakan Pramuka, Palang Merah Remaja dsb.

II.     MATERI POKOK
1.     Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.

2.     Gerakan Pramuka adalah Gerakan (Lembaga) Pendidikan yang KOPLEMENTER (mengkomplitkan pendidikan yang didapat oleh anak/remaja/pemuda di rumah/KELUARGA-nya dan di SEKOLAH-nya), pada segmen yang belum ditangani oleh lembaga pendidikan yang lain dan untuk pelaksanaannya mengunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan  Metode Kepramukaan ; di Alam Terbuka (out door activities), dan yang sekaligus dapat menjadi upaya "self education" bagi dan oleh anak/remaja/pemuda/pramuka sendiri.




3.     Pendidikan dalam kepramukaan diartikan secara luas adalah :
        Suatu proses pembinaan dan pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas kecakapan yang dimiliki peserta didik, baik dia sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

4.     Sasaran pendidikan dalam arti luas tersebut adalah menjadikan peserta didik sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggungjawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.

5.     Pendidikan dalam arti luas bertumpu pada empat sendi atau "soko guru" yaitu :
a.         Belajar mengetahui (Learning to know) untuk memiliki pengetahuan umum yang cukup luas dan untuk dapat bekerja secara mendalam dalam beberapa hal. Ini juga mencakup belajar untuk belajar, agar dapat memanfaatkan peluang-peluang pendidikan sepanjang hidup.
b.        Belajar berbuat (Learning to do) bukan hanya untuk memperoleh kecakapan/ketrampilan, kerja, melainkan juga untuk memiliki ketrampilan hidup yang luas,termasuk hubungan antar pribadi dan hubungan antar kelompok.
c.         Belajar hidup bermasyarakat (Learning together) untuk menumbuhkan pemahaman orang lain, menghargai saling ketergantungan, ketrampilan dalam kerja kelompok dan membereskan pertentangan-pertentangan, serta menghormati sedalam-dalamnya nilai-nilai kemajemukan (pluralisme), saling pengertian, perdamaian dan keadilan.
d.        Belajar menjadi seseorang (Learning to be) agar dapat lebih mengembangkan watak serta dapat bertindak dengan otonomi/kemandirian berpendapat dan bertanggungjawab pribadi yang makin besar.

6.     Proses pendidikan dalam kepramukaan terjadi pada saat peserta didik asyik melakukan kegiatan yang menarik, menyenangkan yang rekreatif dan menantang. Pada saat sedemikian itu, Pembina Pramuka disela-sela kegiatan kepramukaan tersebut memberikan bimbingan dan pembinaan watak.

III.    KESIMPULAN
1.     Pendidikan watak dan kepribadian diberikan pada peserta didik pada saat peserta didik sedang asyik melaksanakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang.

2.     Pembina Pramuka yang memikul tugas dalam pembinaan watak/karakter peserta didik, harus bisa menciptakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang.

3.     Kegiatan kepramukaan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang hanya bisa terwujud bilamana Pembina melibatkan peserta didik dalam perencanaannya.

4.     Kegiatan kepramukaan lebih mengutamakan pada kegiatan di ALAM TERBUKA , sehingga setiap kegiatan kepramukaan mempunyai dua nilai yaitu nilai formal atau nilai pendidikannya yaitu pembentukan watak (Character building) serta nilai materiilnya yaitu kegunaan praktisnya.


KEPUSTAKAAN
1.    AD & ART GERAKAN PRAMUKA (Kepres RI No. 34 Tahun 1999 dan Kep.Ka. Kwarnas No. 107 Tahun 1999). Kwarnas. Jakarta, 1999.

2.    Mutahar, HS. BACK TO BASIC. Kwarnas, Jakarta.

3.    Powel, Lord Baden.  MEMANDU UNTUK PRAMUKA.  Kwarnas Gerakan Pramuka.  Jakarta, 1998.

4.    De Porter, Bobbi & Mike Hemacki.  QUANTUN LEARNING.

5.    THE ESSENTIAL CHARACTERISTICS OF SCOUTING. WSB. Geneva.


6.    PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA. Kwarnas.  Jakarta, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar